Mamuju–Bapperida Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penginputan Data Aplikasi Web Monitoring Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) di Ruang RPJMD Kantor Bapperida Sulbar, Kamis (2/5/2024).

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting, yang mencakup Analisa Situasi Data Cakupan Layanan, Aksi 1, Aksi 2, dan Aksi 3 Rembuk Stunting.

Bimtek dibuka oleh Sekretaris Bapperida Sulbar Muh. Darwis Damir mewakili Kepala Bapperida Sulbar Junda Maulana. Hadir Tim Ahli Local Government Capacity Building (LGCB) Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri RI sebagai pemateri. Kegiatan ini diikuti oleh pejabat dan staf dari Bappeda Kabupaten se-Sulbar, Dinas Kesehatan Kabupaten se-Sulbar serta Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten se-Sulbar.

Sekretaris Bapperida Sulbar Muh. Darwis Damir dalam arahannya mengatakan, salah satu dampak kurang gizi yang banyak ditemukan di daerah dengan kemiskinan dan tingkat pendidikan yang rendah di Indonesia ialah stunting.

“Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar,” sebut Darwis.

Diketahui, berdasarkan riset SKI (Survey Kesehatan Indonesia), terdapat sekitar 21,5 persen anak Indonesia menderita stunting. Oleh karenanya, ada beberapa upaya yang dilakukan sebagai upaya penurunan stunting, yaitu :

1. Komitmen Politik dan Kepemimpinan Nasional dan Daerah. 

2. Kampanye Nasional dan Komunikasi Perubahan Perilaku.

3. Konvergensi Program Pusat, Daerah dan Masyarakat.

4. Ketahanan Pangan.

5. Monitoring dan Evaluasi.

Darwis menegaskan, untuk mendukung kebijakan dan target nasional, Pemprov Sulbar berkomitmen untuk melakukan percepatan penurunan stunting sebagai salah satu prioritas dalam kebijakan daerah. Oleh karena itu, katanya, seluruh sumberdaya yang dibutuhkan dimobilisasi untuk penurunan stunting.

“Kerja kolaborasi ini dilaksanakan melalui delapan aksi integrasi intervensi penurunan stunting, yaitu Analisis Situasi Stunting, Rencana Program Kegiatan, Rembuk Stunting, Penetapan Peraturan Desa Tentang Peran Desa dalam percepatan stunting, Pembinaan KPM, Sistem Manajemen Data, Pengukuran dan Publikasi Stunting serta Reviu Kinerja Tahunan,” terangnya.

Dia menambahkan, berdasarkan data SKI, Prevalensi Stunting Sulbar tahun 2023 menunjukkan penurunan yang mencapai 30,0 persen, mengalami penurunan dari tahun 2022 (35,0 persen). 

“Capaian ini masih membutuhkan kerja keras untuk mendukung target nasional sebesar 14 persen yang tercantum dalam RPJMN Tahun 2020-2024 berdasarkan data SSGI, ” tandasnya.

Dalam keterangan terpisah, Kepala Bapperida Sulbar Junda Maulana menjelaskan, tujuan kegiatan tersebut untuk menginformasikan mengenai pengisian aksi konvergensi percepatan penurunan stunting kepada OPD terkait.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan informasi kepada OPD terkait, mengenai pengisian aksi konvergensi percepatan penurunan stunting di Kabupaten se-Sulbar, yaitu dengan menganalisa kegiatan yang dapat digunakan sebagai intervensi dalam penurunan stunting,” jelas Junda. 

By Njr