Mamuju–Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan angkat bicara soal fenomena sapi mati mendadak di Kabupaten Majene, tepatnya di lingkungan Leppe Barat, Kelurahan Lembang, Kecamatan Banggae Timur.

 Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas TPHP Sulbar, Nur Kadar, dalam keterangannya Senin, 03 Juni 2024, mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan melalui UPTD Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Banggae, Kabupaten Majene terkait kematian empat ekor sapi yang terjadi pada Minggu pagi (02 Juni 2024) di lingkungan Leppe Barat, Kelurahan Lembang, Kacamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene. Berdasarkan keterangannya, tiga orang petugas dari UPTD Puskeswan Banggae telah menginvestigasi ke tempat kejadian pada Minggu pagi. Kepala UPTD Puskeswan Banggae, Hafid menyampaikan, hasil dari investigasi menunjukkan bahwa empat sapi mati mendadak tersebut bukan karena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), melainkan karena keracunan.  Dia mengungkapkan, tanda klinis yang tampak pada saat investigasi kasus adalah perut kembung yang tidak normal serta mulut  berbusa dan tidak ditemukan tanda-tanda yang mengarah ke penyakit tersebut.  “Tidak ada tanda klinis yang menunjukkan gejala PMK seperti lepuh-lepuh kaki maupun sariawan pada mulut serta tidak ada laporan pemasukan ternak sapi baru ke lingkungan tersebut, sehingga dapat dikatakan penyebab kematian ternak tersebut bukanlah PMK,” ungkapnya. Ia menambahkan, sapi-sapi tersebut masih dalam kondisi sehat ketika digembalakan sehari sebelum kejadian. Sementara itu, Kepala Dinas TPHP Sulbar, Syamsul Ma’rif berpesan agar Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan terus berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Majene untuk terus memantau perkembangan ternak di lapangan, untuk memastikan tidak ada lagi laporan kematian ternak.  “Dihimbau juga kepada para peternak agar segera memberikan informasi kepada petugas sehingga ternak yang sehat dapat segera divaksin, serta dilakukan pengobatan pada ternak yang sakit dan dilakukan penyemprotan kandang atau desinfeksi,” kata Syamsul Ma’rif.

By Njr