Mamuju–Pengembagan wisata Sulawesi Barat (Sulbar) terus dilakukan melalui berbagai kegiatan, mulai pelatihan SDM, gelar event dan festival budaya dan seni, sampai studi tiru bagi pengelola wisata. 

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Sulbar, Darmawati Ansar, saat ditemui di ruang kerjanya selepas rapat webinar dengan Direktorat Event Daerah Kemenparekraf RI, Kamis, 08 Agustus 2024.

“Pengembangan wisata terus kami lakukan melalui berbagai kegiatan. Setiap tahun pelatihan SDM Kepariwisataan menjadi prioritas. Disamping tentu pagelaran seni dan budaya melalui event atau festival untuk menghidupkan aktifitas pariwisata di daerah ini,” ungkap Darmawati.

Menyinggung soal wisata religi, Kadispar Sulbar ini menjelaskan bahwa potensi wisata religi yang dimiliki Sulbar cukup banyak dan berpeluang dikembangkan sebagai wisata minat khsusus. Dikatakannya, wisata religi di Sulbar bentuknya berupa situs sejarah penyebaran Islam, juga keberadaan Patung Bunda Maria di Bukit Siara Bunda Maria di Penaq Kabupaten Mamasa. Demikian pula beberapa kegiatan budaya yang melekat pada acara keagamaan telah menjadi perhatian bagi Dispar Sulbar untuk dikembangkan.

“Beberapa upacara keagamaan telah kami kemas dalam bentuk event atau festival sebagai upaya pengembangan wisata religi. Festival Wali yang dilaksanakan di Polewali Mandar salah satunya. Di dalamnya berbagai aktifitas digelar, mulai kunjungan Ziarah Jejak Wali yakni mendatangi makam Para Wali di Tanah Mandar, juga dilanjutkan dengan Parade Sayyang Pattu’du bagi yang khatam Qur’an,” jelasnya.

“Upaya lain yang dilakukan bagi pengembangannya melalui pelatihan Pengelolaan Wisata Budaya dan Religi. Tahun ini kami sudah laksanakan dua kali dengan mengundang stakeholder kepariwisataan dari enam kabupaten se-Sulbar,” sambungnya.

Darmawati juga menyampaikan tentang peluang besar yang diperoleh Sulbar tahun 2024 ini, yakni Desa Lapeo di Kabupaten Polewali Mandar yang masuk kategori 50 besar ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia).

“Dan tahun ini, Desa Lapeo di Polewali Mandar masuk 50 besar ADWI 2024. Salah satu faktor pendukung keterpilihan itu adalah keberadaan salah satu situs sejarah penyebaran agama Islam, yakni Mesjid Imam Lapeo yang ramai didatangi masyarakat, bahkan yang dari luar Sulbar,” pungkas Darmawati.

Ia menambahkan, keseriusan Dispar Sulbar dalam upaya pengembangan wisata religi juga dengan membawa pengelola wisata religi ke luar daerah. Kegiatan dikemas dalam bentuk benchmarking dengan peserta yang memiliki kepeloporan dalam potensi pengembangan religi di daerah masing-masing. 

“Kami yakin dengan potensi wisata religi yang kita miliki sehingga pengembangan wisata minat khusus ini juga mesti serius. Kami lakukan studi tiru atau benchmarking ke luar daerah dengan beberapa orang yang memiliki kepoloporan dalam pengembangan wisata religi,” tambahnya.

Kadispar Sulbar optimis bahwa hal-hal yang dilakukan selama ini akan berpengaruh siginifikan bagi pengembangan sektor kepariwisataan khususnya wisata religi. Ujungnya pengembangannya menjadi bagian dari peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Sulbar.

By Njr