Mamuju – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), melalui Bidang Hortikultura melakukan koordinasi dengan Dinas Dagperinkop Sulbar dan Pemkab Majene, Jumat 3 Mei 2024. Koordinasi ini terkait tingginya harga komoditi cabai. 

Kepala Bidang Hortikultura Dinas TPHP Sulbar, Masnawi mengatakan, berdasarkan penelusuran Petugas Informasi Pasar (PIP) Bidang Hortikultura Dinas TPHP Sulbar, secara umum harga komoditi strategis hortikultura yakni bawang merah dan aneka cabai (cabai rawit, cabai keriting dan cabai besar) dalam rentan harga yang relative stabil selama April khususnya periode Bulan Puasa hingga Hari Raya Idul Fitri.

Di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, berdasarkan laporan Indeks Harga Konsumen BPS, komoditi-komoditi tersebut bahkan cenderung harganya menurun dan memberikan sumbangan deflasi secara month to monthdi Bulan April 2024. Hal tersebut disebabkan ketersediaan produksi di wilayah Sulbar khususnya Mamuju, Majene dan Mamasa, dan introduksi hasil komoditi tersebut dari wilayah di luar Sulbar.

Menindaklanjuti pemberitaan terkait tingginya harga cabai di Kabupaten Majene, setelah melakukan pengecekan terhadap laporan Harga Harian Barang Kebutuhan Pokok Pasar Sentral Pakkola Majene, harga cabai yang berada pada kisaran harga Rp. 105.000,- (laporan harga tanggal 29 April – 2 Mei 2024) adalah cabai rawit hijau. 

Komoditi tersebut merupakan permintaan khusus konsumen dan bukan merupakan kebutuhan umum cabai rawit masyarakat luas, sebab di laporan Harga Harian Barang Kebutuhan Pokok Pasar di Kabupaten Mamuju, tidak tercatat komoditi tersebut. 

Untuk memenuhi pesanan khusus tersebut, diperlukan upaya khusus juga oleh petani pada saat proses panen sehingga berimbas pada harganya yang tidak sama dengan komoditi aneka cabai lainnya. 

Kepala Dinas TPHP Sulbar, Syamsul Ma’rif berharap, ketersediaan bawang merah dan aneka cabai dapat terus terpenuhi seiring dengan proses produksi di petani-petani di Sulbar tetap berlangsung dan harga komoditi tersebut memberikan dampak terhadap kenaikan Nilai Tukar Petani khususnya Komoditi Hortikultura.

“Harapannya adalah produksi dari petani dapat diserap oleh pasar dan memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap komoditi tersebut,” ucap Syamsul Ma’rif.

By Njr