Mamuju–Pencegahan dan Mitigasi Bencana menjadi fokus utama dalam acara pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat (Sulbar) di Hotel Grand Putra Kota Mamuju, Sulbar, Selasa, 11 Juni 2024. 

Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana Angkatan I ini dibuka Plt. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sulbar Muhammad Yasir Fattah, didampingi oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sulbar Suhardi, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Husain Mansyur dan Kalaksa BPBD Mamuju Taslim, serta Sekretaris Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Mamuju, Munir.

Peserta pelatihan berasal dari berbagai instansi, termasuk BPMD Mamuju, BPBD Mamuju, Camat Mamuju, Camat Simboro, Kepala Desa/Lurah dan Aparat Desa Kecamatan Mamuju, serta Kepala Desa/Lurah dan Aparat Desa Kecamatan Simboro, serta BPBD Sulbar.

Dalam laporannya, Ketua Panitia Acara, Tri Sutrisno menyampaikan, dalam pelatihan tersebut peserta diberikan materi tentang teknik-teknik pencegahan bencana, langkah-langkah mitigasi, upaya evakuasi, serta koordinasi dalam situasi darurat. 

“Melalui pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan ini, diharapkan Pemerintah Daerah di wilayah Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro dapat bekerja secara efektif dan kolaboratif dalam situasi bencana,” kata Tri Sutrisno.

Plt. Kalaksa BPBD Sulbar, Muhammad Yasir Fattah, menyambut baik dilaksanakannya Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana Angkatan I untuk Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro. Menurutnya, pelaksanaan pelatihan itu merupakan langkah proaktif dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana.

“Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami tindakan preventif yang perlu dilakukan serta cara mengurangi risiko bencana yang mungkin terjadi,” kata Yasir Fattah.

“Semoga pelatihan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dalam mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana,” sambungnya. 

Dalam kesempatan itu, Yasir Fattah menekankan beberapa hal, diantaranya pentingnya kesiapsiagaan dan kerja sama lintas sektor dalam menghadapi potensi bencana. 

“Kerja sama lintas sektor dalam upaya penanggulangan bencana sangat penting. Hal ini sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,” tandasnya. 

Selain itu, perlunya sinergi antarinstansi dan gotong royong dalam upaya membangun ketahanan bencana di masyarakat. Dan juga pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pencegahan dan mitigasi bencana.

Yasir Fattah juga menyampaikan apresiasi atas partisipasi dan komitmen seluruh peserta dalam meningkatkan kapasitas dalam penanggulangan bencana. 

Ia menambahkan, dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholder terkait, diharapkan Mamuju dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi potensi bencana terutama di Sulbar.

By Njr