Mamuju–Bidang Perlindungan Dinas Perkebunan Sulawesi Barat (Sulbar) melaksanakan kegiatan rutin mengenai Pengenalan Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Komoditi Kakao, Selasa, 11 Juni 2024. Kali ini memasuki seri ke-8, dengan materi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) VSD, Helopeltis dan Busuk Buah Kakao.

Kegiatan dilaksanakan secara luring di Pusatkan Ruang Rapat Dinas Perkebunan Sulbar dan secara daring melalui zoom meeting. Kegiatan ini dibuka Kepala Bidang Perlindungan Dinas Perkebunan Sulbar, Hartati Pawelloi, mewakili Kepala Dinas Perkebunan Sulbar, Herdin Ismail.

Kegiatan ini diikuti Staf Dinas Perkebunan Sulbar, Petugas Pengamat OPT Kabupaten se-Sulbar, Pembantu Lapang Petugas Tenaga Kontrak Pendamping (PLP-TKP) Sulbar, Regu Pengendali OPT Perkebunan se-Sulbar serta undangan lainnya.

Pada seri ke-8 ini, materi diisi oleh Pramudiana, Muhammad Azhary Bahar, dan Risqan Abdillah Gali, yang merupakan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Tanaman Perkebunan Dinas Perkebunan Sulbar. Materi yang dibawakan adalah OPT yang menyerang tanaman kakao, yaitu VSD, Helopeltis dan Busuk Buah Kakao.

Sebelum memasuki pemaparan materi dilakukan pre-test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dasar peserta terkait tema yang akan dibawakan dan di akhir acara akan dilakukan post-test untuk mengukur keberhasilan peserta dalam menerima materi yang disampaikan.

Pada sesi pemaparan materi, terlebih dahulu disampaikan pengenalan VSD, Helopeltis dan Busuk Buah Kakao secara umum, kemudian menyampaikan terkait gejala serangan dan kerugian yang dapat ditimbulkan serta cara pengendalian hama tersebut seperti pengendalian hayati, mekanis, kultur teknis dan kimiawi.

Berikut ini adalah ringkasan singkat mengenai tiga hama utama pada tanaman kakao beserta gejala serangan, dan kerugian yang terjadi:

1. Vascular Streak Dieback (VSD)

Penyakit ini ditandai dengan adanya garis-garis hitam pada pembuluh tanaman kakao yang mengering, daun menguning, dan penurunan produksi buah. Kerugian: Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan signifikan dalam produksi dan kualitas buah kakao.

2. Helopeltis

Helopeltis menyebabkan daun menguning, kerusakan pada tunas muda, serta menyerang buah dengan menghisap cairan pada biji dan polong. Kerugian: Serangan Helopeltis dapat mengakibatkan penurunan produksi dan kualitas biji kakao.

3. Busuk Buah Kakao

Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak berwarna coklat kehitaman pada buah kakao yang membusuk dan mengeluarkan aroma tidak sedap. Kerugian: Busuk buah kakao dapat menyebabkan kerugian besar dalam produksi dan kualitas biji kakao.

Selanjutnya, dilakukan diskusi oleh seluruh peserta kegiatan, mulai dari bagaimana cara pencegahan yang paling efektif yang dapat dilakukan untuk meminimalisir serangan OPT ini, serta peserta ikut memberikan pengalaman yang didapatkan seputar materi yang dibawakan oleh pemateri di wilayah kerja masing-masing.

Kepala Dinas Perkebunan Sulbar, Herdin Ismail mengatakan, dengan peluncuran seri ke-8 Pengenalan Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan ini, diharapkan dapat terjadi peningkatan kesadaran dan pengetahuan yang menyeluruh di kalangan petani kakao, serta meningkatkan kesiapan dalam menghadapi tantangan yang dihadapi dalam budidaya tanaman kakao. 

“Hal ini diharapkan dapat berkontribusi positif dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan keberlanjutan sektor perkebunan kakao di wilayah ini,” ujar Herdin.

Diharapkan dengan dilakukannya kegiatan rutin ini, dapat menambah wawasan dan pengetahuan seluruh peserta kegiatan dan dapat diaplikasikan di wilayah kerja masing-masing di Sulbar.

By Njr